Rabu, 06 Juni 2018

Resensi Novel : Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin


RESENSI NOVEL
DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN

Data buku
Judul Buku      : Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin  
Pengarang       : Tere Liye
Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit    : 2010
Tebal Buku     : 264 halaman
Harga Buku     : Rp 54.000,-

Sinopsis
Seorang perempuan bernama Tania sedang terluka. Ada seorang pria bernama Danar datang untuk menolong Tania. Lambat laun, di tengah megahnya metropolitan, rasa sayang Danur tumbuh untuk seorang Tania yang berlatar belakang kurang mampu. Danar memberikan apapun yang ia bisa kepada Tania dan keluarga. Namun, pandangan Tania yang awalnya menganggap Danar hanya sebagai kakak, lama kelamaan mulai berbeda. Bahkan hingga ajal menjemput ibu Tania, ibunya berpesan agar Tania tidak boleh menangis lagi kecuali demi dia, malaikat bagi keluarga.

Tania ingin hubungan dengan Danar lebih dari seorang kakak beradik. Namun, ia marah dan sakit hati lantaran tahu bahwa kak Ratna semakin dekat dengan Danar. Ia makin marah karena harus menimba ilmu di Singapore sehingga kelas dongeng digantikan oleh Danar. Lalu, Tania harus menjauh dari Danar lantaran Danar menikahi kak Ratna, orang yang sejak ibunya masih hidup sudah dicemburuinya karena selalu dekat dengan Danar. Takdir sudah ditentukan oleh Tuhan, manusia hanya bisa menerimanya seperti daun yang jatuh tak pernah membenci angin.

Kelebihan
1.      Berhasil mengajak pembaca untuk mengambil kesimpulan tidak hanya dari satu sudup pandang, melainkan lihat dari sudut pandang lain. Sehingga, keputusan yang diambil bersifat adil.
2.      Mengajak pembaca untuk memiliki logika berpikir yang lebih rasional.
3.      Penggunaan Bahasa yang tepat sehingga imajinasi pembaca muncul ketika membaca.


Kekurangan
1.      Terdapat kalimat rancu dan kurang efektif di dalamnya
2.      Alur campuran yang digunakan membuat pembaca cukup mengalami kesulitan.
3.      Bagian akhir cerita tidak digambarkan secara jelas membuat pembaca menafsirkan akhir yang berbeda-beda.

Nilai-nilai yang dapat diambil
Cinta butuh sebuah kejujuran dan tanpa mengenal rentang umur. Sebagai manusia tidak boleh  membenci orang lain yang sudah membuat seseoerang lainnya jatuh cinta meskipun telah tersakiti.
Nilai selanjutnya ialah memberikan pengetahuan bahwa sesuatu yang terlihat sulit nyata nya tidah sesulit yang diperkirakan apabila bersungguh-sungguh dalam menyelesaikannya.

Related image
Sumber: https://www.goodreads.com/book/show/8343444-daun-yang-jatuh-tak-pernah-membenci-angin

Minggu, 03 Juni 2018

Hari Pendidikan Nasional di Indonesia


Hari Pendidikan Nasional, atau biasa disingkat “HARDIKNAS” itu jatuh pada tanggal 2 mei. Meskipun bukan hari libur nasional, Hari Pendidikan Nasional dirayakan secara luas di Indonesia. Perayaannya biasanya ditandai dengan pelaksanaan upacara bendera di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, dari tingkat kecamatan hingga pusat, disertai dengan penyampaian pidato bertema pendidikan oleh pejabat terkait.

 Image result for hari pendidikan nasional
Sumber: https://www.wanita.me/pesan-pendidikan-di-hardiknas-2018/

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara, pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda, ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.

Kritiknya terhadap kebijakan pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda, dan ia kemudian mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa setelah kembali ke Indonesia. Ki Hadjar Dewantara diangkat sebagai menteri pendidikan setelah kemerdekaan Indonesia. Filosofinya, tut wuri handayani ("di belakang memberi dorongan"), digunakan sebagai semboyan dalam dunia pendidikan Indonesia. Ia wafat pada tanggal 26 April 1959. Untuk menghormati jasa-jasanya terhadap dunia pendidikan Indonesia, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Berbicara tentang Hari Pendidikan Nasional, di Indonesia sendiri masih banyak anak-anak yang belum bisa merasakan bangku sekolah atau tidak mengenal pendidikan. Sangat disayangkan karena anak-anak ini bisa saja menjadi generasi penerus bangsa yang dibutuhkan Indonesia kedepannya, tetapi jika penerus bangsa ini tidak mengenal pendidikan, bagaimana cara mereka untuk menjadi generasi penerus bangsat yang dibutuhkan nantinya?

Sekolah semakin lama semakin bertambah biayanya, bagaimana orang yang berpendapatan pas-pas an dapat menyekolahkan anaknya di sekolah yang bagus? Seharusnya sebagai warga negara yang baik, kita tidak boleh bergantung pada pendidikan di sekolah saja. Pendidikan dari orang tua juga dapat membantu perkembangan anak seperti bergotong royong, sopan santun, dan memberikan pola piker yang positif untuk kedepannya.

Sudah banyak komunitas yang mendukung gerakan sosial tentang pendidikan di Indonesia ini, salah satunya adalah 1000 Guru. Komunitas yang dibentuk pada 22 Agustus 2012 oleh Jemi Ngadiono ini memberikan kerja nyata seperti terjun langsung ke lapangan untuk melakukan aksi sosial terhadap anak-anak pedalaman negeri.

Image result for 1000 guru
Sumber: https://ceritamedan.com/2015/03/1000-Guru.html


1000 Guru adalah komunitas non-formal beranggotakan pemuda-pemudi yang peduli pendidikan anak-anak di wilayah terpencil Indonesia. Berbeda dengan komunitas yang berbasis pendidikan lainnya, dalam komunitas ini kegiatan volunteering mengajar diisi juga dengan travelling di lokasi sekitar sekolah. Program ini dinamakan Travelling and Teaching. Travelling and Teaching adalah kegiatan perjalanan yang tak hanya menapaki keindahan alam di pedalaman negeri dan mengenal budaya adat-istiadat warisan leluhur. Namun juga melakukan kegiatan mengajar serta berbagi ilmu dengan anak-anak di daerah terpencil.

Selain Travelling and Teaching, Komunitas 1000 Guru memiliki program kerja lainnya yaitu Beasiswa Guru Pedalaman. Humas 1000 Guru Bandung, Sarah Hesty menjelaskan hingga saat ini komunitasnya telah memiliki 14 cabang komunitas regional. Antara lain di Bandung, Tangerang, Bekasi, Makasar, Surabaya, Jogja, Palembang, Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Sukabumi, Medan, Banten, dan Kupang.

Komunitas ini murni independen tanpa ada campur tangan dari siapapun. Fokus kegiatannya berbasis sukarela dan setiap program Travelling dan Teaching selalu membuka open recuitment. Siapa saja yang tertarik boleh bergabung. Syarat menjadi volunteer Travelling and Teaching tentunya harus memiliki visi dan kepedulian terhadap pendidikan pedalaman. Kegiatan volunteering ini dibuka setiap sebulan sekali. Pelaksanaannya dilakukan satu hari dan dikemas dengan perjalanan wisata di daerah sekitar.

Project Manager 1000 Guru Bandung Desti berujar, “Tak harus menjadi seorang guru untuk mengajar. Di sini, semua orang adalah guru, dan semua tempat adalah sekolah.” Untuk ke depannya, para anggota Komunitas 1000 Guru ini berharap agar semua pemuda tetap bersemangat membangun pendidikan dalam negeri. Dan tetap memberikan perhatian pada pendidikan di daerah terpencil, khususnya pendidikan dasar.

Pendidikan memang dibutuhkan bagi generasi penerus bangsa, oleh karena itu kita sebagai orang yang sudah mengenyam bangku pendidikan harus selalu bersyukur dan membantu orang yang membutuhkannya.

Resensi Novel : Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin

RESENSI NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN Data buku Judul Buku      : Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Ang...